Friday, December 21, 2012

BUDIDAYA LELE SANGKURIANG

XSA092-11TA9R-8K12YT
LELE SANGKURIANG

Induk lele SANGKURIANG merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang-
balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi
keenam (F6) lele Dumbo. Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai
Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele Dumbo
yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 meru-
pakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.

PEMILIHAN LOKASI

Budidaya lele SANGKURIANG bisa dilakukan pada ketinggian 1 m – 800 m dpl dan
tidak memerlukan persyaratan lokasi, baik tanah maupun air, yang spesifik.
Dengan penggunaan teknologi yang memadai, terutama pengaturan suhu perairan,
budidaya masih tetap bisa dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian
diatas 800 m dpl. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala masal harus
tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya. Budidaya
lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran, dapat dilakukan pada kolam
tanah, bak tembok atau bak plastik.  Kegiatan budidaya pada bak tembok dan
bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal.
Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau
sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dulu.

Pengelolaan Induk

Induk ikan lele SANGKURIANG yang akan digunakan dalam kegiatan proses
produksi harus tidak berasal dari satu keturunan dan memiliki karakteristik
kualitatif dan kuantitatif yang baik berdasarkan pada morfologi, fekunditas,
daya tetas telur, pertumbuhan dan sintasannya. Karakteristik tersebut dapat
diperoleh ketika dilakukan kegiatan produksi induk dengan proses seleksi
yang ketat. Persyaratan reproduksi induk betina ikan lele SANGKURIANG antara
lain: umur minimal dipijahkan 1 tahun, berat 0,70 – 1,0 kg dan panjang
standar 25 – 30 cm. Sedangkan induk jantan antara lain: umur 1 tahun, berat
0,5 – 0,75 kg dan panjang standar 30 – 35 cm. Induk betina yang siap dipi-
jahkan adalah induk yang sudah matang gonad. Secara fisik, hal ini ditandai
dengan perut yang membesar dan lembek. Secara praktis hal ini dapat diamati
dengan cara meletakkan induk pada lantai yang rata dan dengan perabaan pada
bagian perut. Sedangkan induk jantan ditandai dengan warna alat kelamin yang
berwarna kemerahan. Jumlah induk jantan dan induk betina tergantung pada
rencana produksi dan sistem pemijahan yang digunakan. Pada sistem pemijahan
buatan diperlukan banyak jantan sedangkan pada pemijahan alami dan semi alami
jumlah jantan dan betina dapat berimbang. Induk lele SANGKURIANG sebaiknya
dipelihara secara terpisah dalam kolam tanah atau tembok dengan padat tabur
5 ekor/m2 dan dapat dengan air mengalir ataupun air diam. Pakan yang diberi-
kan berupa pakan komersial dengan kandungan protein diatas 25% dengan jumlah
pakan sebanyak  2-3 % dari bobot biomasa dan frekuensi pemberian pakan
kali sehari.

No comments:

Post a Comment